Makassar -(wartaredaksi.com)-Aroma perpecahan kembali merebak di tubuh Ikatan Wartawan Online (IWO). Menjelang pelaksanaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Jakarta, isu kepemimpinan mencuat tajam dan berujung pada tarik-menarik legitimasi antar kubu.
Ketua PW IWO Sulsel yang juga Koordinator Steering Committee (SC) Mubes II tahun 2022, Zulkifli Tahir, angkat bicara soal pemecatan Teuku Yudhistira, Ketua Umum IWO hasil Mubes II Lanjutan di Jakarta tahun 2023. Ia menegaskan bahwa secara organisatoris, kepemimpinan Teuku Yudhistira-lah yang sah.“Pemecatan Teuku Yudhistira oleh siapa, apa dasarnya? Justru yang sah secara organisasi itu Pak Teuku,” tegas Zulkifli di Makassar, Sabtu (4/10/2025).
Kisruh ini berakar dari Mubes II IWO di Tangerang pada Desember 2022 yang berakhir tanpa keputusan akibat deadlock antara dua kandidat. SC kemudian menunjuk Jodhi Yudono sebagai Presidium Sementara untuk menyiapkan Mubes lanjutan, bukan membentuk kepengurusan baru. “Tugasnya hanya menyiapkan Mubes lanjutan, bukan menciptakan kepengurusan baru,” ujar Zulkifli menegaskan.
Mubes lanjutan akhirnya digelar di Jakarta pada Oktober 2023, menghasilkan keputusan aklamasi yang menetapkan Teuku Yudhistira sebagai Ketua Umum IWO periode 2023–2028. Namun, setahun kemudian muncul klaim pemecatan terhadap Teuku, disertai pembentukan organisasi tandingan bernama Perkumpulan Wartawan Warta Online (PWWO) yang diduga meniru atribut IWO.
Menanggapi hal itu, Zulkifli menyindir pihak-pihak yang dinilainya lupa etika berorganisasi. “Mubes adalah forum tertinggi. Kalau jurnalis sendiri tidak menghormati konstitusi organisasinya, bagaimana bisa bicara soal etika profesi?” tuturnya tajam.
Zulkifli menilai perpecahan ini menjadi ujian kedewasaan IWO dalam menjaga marwah profesi jurnalis. “IWO lahir untuk memperkuat integritas wartawan digital, bukan arena manuver politik. Sudah seharusnya kita kembali ke khitah organisasi, menjaga profesionalitas, bukan memperbanyak kubu,” pungkasnya.
.gif)
.gif)
0 Komentar